Minggu, 27 Desember 2015

Filosofi KINTSUGI Dalam Kepemimpinan

Dalam dunia kerja tentunya kita berharap memperoleh anggota team yg terhebat dan paling cekatan. Dengan kompetensi yg lengkap dan berkarakter positif, kita berharap team kita bisa mendukung pencapaian tujuan-tujuan kita dalam pekerjaan.

Namun harapan dan kenyataan tidaklah selalu berjalan searah, tidak jarang kita mendapatkan yg sebaliknya. Team yg demotivasi atau pernah mendapat cap buruk dan gagal di posisi sebelumnya, ataupun ada juga yg deadwood atau sudah tidak diinginkan di lapangan.

Bila anda mengalami hal ini, jgn buru2 mencap bahwa team anda ini akan membawa masalah dan mengacaukan kinerja anda, karena bisa jadi justru dialah org yg akan membawa keberhasilan dalam team. Looh kok bisa begitu? 

Ya kita dapat mengubah keadaannya, dengan menerapkan Filosofi Kintsugi. Pasti saudara bertanya makanan apa pula itu kintsugi? Dalam budaya jepang, terdapat kesenian memperbaiki keramik yg pecah, kesenian ini sangat unik, karena keramik yg pecah di satukan kembali dengan menambahkan bubuk emas atau perak didalamnya, sehingga bentuk retaknya justru terlihat namun menambah keindahan bentuknya. Seni ini bernama kinsugi. Dalam kintsugi retaknya keramik menjadi bagian dari cerita yg perlu dihargai dan dibuat menjadi indah dipandang. Bagaimana filosofi kinsugi dapat diterapkan dalam mengembangkan sumberdaya manusia?

Tentunya dengan syarat-syarat tertentu:

1. Tetap positif.
Apapun masa lalu nya, itu sudah lalu, mulailah dengan hal yg baru. Kejadian2 yg terjadi sebelumnya, perlu kita ketahui namun tidak perlu mempengaruhi bagaimana kita memperlakukan dia. Mulailah dgn pandangan yg positif dan lihat problem sebelumnya secara objektif. Temukan hal apa yg bisa anda tambahkan dalam mendukung performance yg bersangkutan.

2. Temukan kekuatan.
tidak jarang seseorang gagal dipekerjaan sebelumnya karena ia mengerjakan sesuatu yg tidak sejalan dengan passion atau talentanya. Sebuah pepatah mengatakan, jangan mengukur ikan dengan kemampuannya memanjat pohon, pasti ikan akan kalah dengan monyet. Tapi monyet akan kalah dengan ikan dalam hal berenang. So the right person on the right place is very important. Mari mulai melihat kekuatan di anggota team kita dan posisikan sesuai dengan kemampuannya.

3. Beri kepercayaan dari yang paling sederhana.
Bila seseorang sudah mengalami demotivasi atau kegagalan beberapa kali, perlu kita bangun kepercayaan dirinya. Mulailah dengan mempercayakan suatu project sederhana. Beri arahan dan pastikan ia mengerti serta melaksanakan project tersebut. Bila iya berhasil, baru percayakan project dengan skala lbh besar. Barang siapa setia dalam perkara kecil akan setia juga dalm perkara besar.

4. Promosikan keberhasilan.
Ketika team kita berhasil menyelesaikan suatu project, kita perlu memberikan penghargaan. Cara memberi penghargaan terbaik adalah dengan memujinya di depan umum. Katakan bahwa ia berhasil mengukir prestasi. Cara kedua adalah promosikan kepada atasan anda, bahwa project ini berhasil karena kontribusi aktif dari orang tersebut dan katakan di depannya. Cara ini akan membangun semangat berprestasi lebih lagi. 

Hal hal ini akan membuat anggota team yang lemah menjadi lebih produktif dan berprestasi. Sehingga mereka menjadi seperti keramik yg indah berhiaskan garis2 emas. Akhir kata seperti quotes dari Nick fury dari avengers2 "Hope for the Best, and make do with what you have"

Bukankah itu fungsi seorang leader? Yuk reinvent cara kita memimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar